Resume Seminar Penutup RAISE 2013



   Sabtu, 12 Oktober 2013 telah dilaksanakan seminar penutup Rangkaian Acara IATMI Satukan Energi yang biasa kami sebut dengan RAISE. Acara ini merupakan acara terakhir dari agenda tahunan SM-IATMI UPN ‘Veteran, Yogyakarta.  Seminar kali  ini bertemakan “Gerakan Penggunaan Migas Hijau untuk Indonesia yang Lebih Hijau”. Acara ini di hadiri oleh 105 peserta dan 2 dosen perwakilan program studi teknik perminyakan UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, yaitu Bapak Ir. AgusWidiarso, MT dan Bapak Dr. Ir. Yosaphat Sumantri, MT. Mulainya acara berlangsung pada pukul 08.30 dan berakhir pada pukul 14.25.



Acara ini terdiri dari 3 sesi dan talkshow yang di jeda dengan ishoma.





Materi sesi pertama disampaikan oleh Bapak Amrullah Hasyim yang berjudul “Potensi CBM sebagai Pengganti yang Ramah Lingkungan dan Pengelolaannya di Indonesia”.

Gas metana mempunyai potensi besar untuk meningkatkan produksi gas nasional.

Potensi cadangan gas metana batubara di Indonesia adalah ke-5 terbesar di dunia.

Gas metana merupakan energy pengganti ramah lingkungan.

Berbagai upaya mitigasi dilakukan guna meminimalisasi dampak lingkungan dari operasi eksplorasi dan produksi gas metana batubara.

Pada saat ini sudah 54 PSC dimana fase eksplorasi di berbagai PSC berjalan dengan baik dan bahkan sudah ada yang melakukan proyek Pilot. 

Materi sesi ke dua disampaikan oleh Ibu Arilda Septania Wisudawati selaku perwakilan dari SKK Migas


Gas metana batu bara merupakan sejenis gas alam CH4 yang tersimpan atau terperangkap di dalam lapisan batubara dimana merupakan salah satu produk dari coalification yang mengubah bahan-bahan asal tumbuh-tumbuhan menjadi maceral batubara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas serapan gas dalam batubara adalah: Tekanan (P), Temperatur (T), mineral matter, kandungan air, derajat batubara, dan komposisi maceral batubara.

SKK Migas melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pengendalian kontrak kerja sama.


Fungsi SKK Migas antara lain: 
Memberikan pertimbangan kepada Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) atas kebijakannya dalam hal penyiapan dan penawaran wilayah kerja serta kontrak kerjasama, melakukan penandatanganan kontrak kerjasama, memberikan persetujuan rencana kerja dan aggaran, dll.

Faktor-faktor penentu proyek keberhasilan proyek GMB antara lain: Penentuan area sweet spot untuk mengidentifikasi resources GMB, Kemampuan menghasilkan gas alam dalam tingkat yang ekonomis, Kemampuan untuk mengontrol biaya eksplorasi dan pengembangan, dsb.

Materi sesi ketiga disampaikan oleh Bapak Lesto Kusumoyang berjudul “Penanganan Permasalahan Dalam Pengelolaan MigasHijau”.


Shale gas adalah gas alam yang terdapat dalam batuan shale, yaitu sejenis batuan lunak (serpih) yang kaya akan minyak ataupun gas.

Terdapat dua macam teknik pengeboran untuk shale gas, yakni melalui pengeboran horizontal atau hydraulic fracturing. Teknik ini juga yang membedakan shale gas dengan gas alam konvensional karena letak sumber cadangan gas yang berbeda maka lain pula teknik pengeboran yang digunakan.

Shale gas ini ramah lingkungan karena mampu mengurangi efek rumah kaca akibat emisi carbon yang dihasilkannya lebih sedikit dibandingkan gas alam konvensional. Hanya saja, biaya ekstraksi shale gas ini cukup besar.

Dalam pengeboran shale gas diperlukan banyak air, sebaliknya pengeboran shale gas menghasilkan limbah air dan kimia yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Eksplorasi shale gas yang dinamakan “Fracking” membutuhkan air tawar dalam jumlah besar. Air tawar yang dicampur dengan bahan kimia dan propana akan dipompa kedalam sumur minyak.

Batubara memiliki kemampuan menyimpan gas dalam jumlah banyak. Gas yang terperangkap dalam batubara sebagian besar terdiri dari gas metana sehingga secara umum gas ini disebut dengan Coal Bed Methane (CBM). 



DOWNLOAD MATERI SEMINAR RAISE 2013 (12 OKTOBER 2013) :




Previous
Next Post »